Bhuta Dasangkara

Bhuta Dasangkara adalah sepuluh jenis bhuta kala yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan alam ini yang biasanya muncul pada saat sasih Ka enem, kapitu, kaulu, dan kasanga.
  • Bhuta yaitu mahluk kegelapan.
  • Dasa = sepuluh (seperti "Dasa Sila" untuk mendapatkan kesejahteraan).
  • Angkara yaitu perbuatan dahsyat bahkan juga dapat memusnahkan alam sekitarnya.
***
Dalam Lontar Bhasundari Tattwa disebutkan kesepuluh bhuta tersebut yaitu :
  1. BHUTA MASTAKA: merasuki segala binatang yang memiliki mulut, memakan segala jenis, bagian tumbuh-tumbuhan. Menyebabkan tumbuhan tidak bisa dijaga, dirawat.
  2. BHUTA ANGGA: merasuki segala binatang yang berjalan dengan dada, tubuh, MERACUNI (wisya) segala jenis tumbuhan.
  3. BHUTA TANGAN: merasuki segala jenis binatang yang memiliki tangan, mampu mengambil lalu memakan segala jenis biji-bijian (sarwa wija), umbi-umbian.
  4. BHUTA PUPU: merasuki segala jenis binatang yang memiliki kaki, menyebabkan rusak daun segala jenis tumbuhan.
  5. BHUTA AMATA: merusak segala jenis tumbuhan yang memiliki SOCA (mata tunas pada batang), misalnya bambu dll, sehingga mati buku (mati ruas).
  6. BHUTA TUTUK: merasuki segala jenis cacing (kermi), memakan bagian daun segala macam tumbuhan, sehingga daunya busuk.
  7. BHUTA LET: memunculkan sejenis ANTIGA (telor, bibit) yang dapat merusak akar dan daun, sehingga tumbuh-tumbuhan menjadi mati.
  8. BHUTA IRUNG: merasuki segala jenis bintang yang menghisap sari, hingga dapat menghancurkan bunga berbagai jenis tumbuhan.
  9. BHUTA PURUS: merasuki segala jenis binatang yang dapat melakukan hubungan senggama, kemudian menetaskan telor kemudian menjadi ulat yang dapat merusak tumbuh-tumbuhan.
  10. BHUTA TALINGA: merasuki segala jenis binatang yang berada didalam rongga tanah, hingga merusak umbi, akar berbagai tumbuhan.
Demikian dikutip sebagaimana ditulis dalam salah satu artikel post Ida Bagus Bhaskara di Fb;
Ketika berbagai tumbuhan, binatang telah dirasuki oleh kesepuluh wujud Kala, hingga menghasilkan WISYA (racun, bakteri, virus, penyakit), maka tentunya akan menyebabkan seluruh manusia yang bergantung pada “sarwa Prani”, berbagai mahluk hidup lainnya akan sengsara, sakit bahkan meninggal secara mengerikan.
Semacam siklus berantai, tumbuhan dirasuki Wisya para Bhuta (kala), kemudian binatang yang memakan tumbuhan akan sakit bahkan binasa, lalu manusia yang mengkonsumi, berinterakasi dengan mereka pun sangat mudah tertular WISYA Bhuta Dasangkara Bhumi, tiada lain manifestasi KALA.

Ritus “caruning sasih” adalah salah satu upaya NISKALA yang sangat penting dilakukan agar terhindar dari pengaruh KALA berwujud Bhuta Dasangkara Bhumi tentu dilengkapi dengan berbagai upaya SEKALA (bersifat nyata) dengan selalu menjaga kebersihan, hindari merusak alam.
***