Siwa Lingga

Siwa Lingga (Shiwalingga) adalah simbol Siwa pada Lingga Yoni yang sebagaimana disebutkan dalam Lingga Purana

Shiwa-lingga dari sudut pandangan Tantrik menurut Agama Hindu dalam kutipan naskah Pura Penataran Luhur Medang Kamulan, Shiwa Lingga itu dianggap sebagai wujud simbol Tuhan itu sendiri. 

Shiwalingga disebutkan telah hadir semenjak masa silam di berbagai peradaban batu, sebagai pemujaan megalith. Semua suku aborigin di dunia ini memuja Shiwa-lingga dengan nama dan versinya masing-masing sebagai simbol pemujaan kuno kepada Sang Pencipta alam dalam wujud ayah dan ibu. 

Dahulu kala, Lingga-yoni sudah hadir mengesankan di peradaban Harappa kuno Hindhu di lembah Harrapa dan Mohanjo-daro.

Ada arca Shiwalingga yang disebut
  • Cala, dapat dipindah-pindah dan dipuja baik di rumah maupun di mana saja.
  • Acala, yang tidak dapat berpindah tempat seperti di kuil dan di mandir, terbuat dari batu dan terdiri dari  tiga bagian. 
    • Bagian atas disebut Rudra-Bhaga, juga disebut sebagai pujabhaga karena bagian ini diperuntukkan sebagai pemujaan dan Ada tiga garis melintang di tengah lingga ini yang disebut Brahmasutra, atau “mata ketiga”.
    • Bagian tengah yang berbentuk oktagonal disebut Vishnu-Bhaga dan kedua bagian ini kemudian digabung menjadi satu di dalam bentuk pedestal. 
    • Bagian bawah yang berbentuk segi empat yang disebut Brahma-Bhaga (melambangkan Brahma sebagai sang pencipta), 
Tanpa Brahmasutra maka Linggayoni ini tidak dapat dipuja, juga simbol bulan sabit, trisula, dan lain-lainnya diperkirakan berasal dari ajaran Shiwa yang pernah menyebar ke Timur-Tengah, dari masa ke masa melalui sungai Saraswati semenjak ribuan tahun yang lalu.
***