Dan dimana dalam kitab Siwa Purana disebutkan Beliulah ibu dari Dewa Ganesa.
Ketika dalam wujud santa, sakti Deva Siva ini disebut dengan Parvati, yaitu seorang devi dengan penuh kecantikan dan kasih sayang.
Selain disebut dengan Parvati, juga disebut dengan Devi Uma atau dewi Kedamaian. Didalam kitab Purana disebutkan Devi Parvati pada penjelmaan pertamanya adalah Daksayani, yaitu putri dari Daksa dan Prasuti dan menikah dengan Siva.
Karena tidak mampu memahami keagungan Siva, Daksa memakinya dan mulai membencinya. Ketika Daksa melakukan suatu upacara Kurban Agung, salah satu tamu yang tak diundang adalah Siva. Sangat bertentangan dengan saran pasangannya, Daksayani pergi ke tempat upacara tanpa diundang dan mengakhiri hidupnya dengan membakar diri dalam api yoga.oleh sebab itu, kemudian ia dikenal dengan sebutan Sati yang tak berdosa.
Berikutnya dia terlahir kembali menjadi Parvati, putri dari Himawan dan Mena. Setelah melakukan tapa yang mendalam, dia mampu menyenangkan Siva dan membuat Siva dapat menerimanya kembali sebagai pendampingnya.
Selama Parvati melakukan pertapaan, dia menolak untuk makan dan minum, walaupun daun kering sekalipun.
Sehingga dia memperoleh penampakan Aparna Ibunya Mena yang tidak tega menyaksikan putri kesayangannya menderita dalam melakukan tapa, dan berusaha mencegahnya dengan kata-kata “Uma, sayangku janganlah berbuat seperti ini” yang kemudian nama Uma menjadi nama lainnya.
Seperti pendamping Siva, Parvati juga memiliki dua aspek yang berbeda, yaitu :
- Aspek lemah lembut, penyayang, dan berparas cantik, serta satu aspek lain adalah aspek menakutkan dan mengerikan..
- Sebagai Parvati atau Uma dia dinyatakan dengan aspek yang lemah lembut, penyayang, penuh cinta kasih.
Dimana dalam aspek ini, dia selalu bersama dengan Siva. Kemudian dalam aspek ini dia memiliki dua tangan, yang kanan memegang teratai biru, dan yang kiri menggantung bebas disebelahnya. Bila dinyatakan secara mandiri (Parvati Tunggal/tanpa Siva), dia tampak dengan empat tangan, dua tangan memegang taratai merah dan biru, sedangkan dua tangan yang lain memegang Varada dan Abhaya Mudra.
Demikian dikatakan menurut Nova Heri Pratama Blogger dalam artikel Darsana dimana Devi sebagai pendamping dari dewata pasangannya. Setiap anggota Tri Murti memiliki Sakti atau Devi sebagai pendampingnya.