Pura Panti & Dadia

Pura Panti dan Pura Dadia pada dasarnya berada pada kelompok dan pengertian yang sama yaitu sebagai kahyangan khusus bagi kelompok keluarga dalam satu garis keturunan untuk dapat menjalin hubungan kekerabatan.
Artinya apa yang dimaksud dengan Pura Panti dapat pula disebut dengan Pura Dadia. 
Sama halnya dengan sebutan sanggah dapat pula disebut dengan istilah merajan. Yang membedakannya hanyalah terletak pada jumlah penyiwi atau pemujanya.
Di dalam Lontar Sundarigama bahwa: Bhagawan Manohari, Beliau beraliran Siwa mendapatkan tugas dari Sri Gondarapati, memelihara dengan baik Sad Kahyangan kecil, sedang dan besar, sebagai kewajiban semua orang. 
Setiap 40 pekarangan rumah (keluarga) disabdakan mendirikan panti, adapun setengah dari jumlah tersebut (20 keluarga) agar mendirikan Palinggih Ibu, kecilnya 10 pekarangan keluarga mendirikan palinggih Pratiwi (Pertiwi) dan setiap keluarga mendirikan Palinggih Kamulan (sanggah/merajan).
Demiakian dijelaskan AstiniLuna dalam tugas acara agama Hindu III tempat suci (Sanggah/Merajan) yang salah satu fungsinya disebutkan di saat odalan, semua warga dan sanak keluarga berkumpul saling melepas rindu karena bertempat tinggal jauh dan jarang bertemu namun merasa dekat di hati karena masih dalam satu garis keturunan.
***