Dharma Tula adalah tanya jawab tentang agama yang melibatkan semua potensi terutama generasi muda agar dapat menampilkan topik tertentu untuk kemudian dibahas bersama atau dalam kelompok yang ada.
Seperti halnya dalam metode diskusi pelajaran dimana metode diskusi yang dimaksud merupakan salah satu solusi dalam memecahkan persoalan-persoalan kompleks yang sering kita jumpai dalam kehidupan bermasyarakat karenanya diskusi merupakan jalan yang banyak memberi kemungkinan pemecahan terbaik dan dilakukan atas dasar kerjasama kelompok secara musyawarah dan demokratis.
Acara ini juga sebagai kewajiban umat Hindu yang merupakan salah satu bagian dari Sad Dharma dan secara tradisional sebagai metode pembinaan umat Hindu di Indonesia yang dalam ikatan keluarga besar Trisakti Hindu, disebutkan Dharma Tula ini biasanya dilaksanakan berkaitan dengan dharma gita yang bertujuan untuk memperoleh pemahaman atau pengertian yang lebih jelas dari bagian-bagian dharma gita yang mengandung ajaran falsafah.
Biasanya seluruh peserta aktif berperan serta memberikan ulasan atau membahas apa yang menjadi subyek pembicaraan.
Dalam pelaksanaan lebih jauh, dharma tula diharapkan tidak hanya menyertai dharma gita melainkan pula diadakan secara mandiri melibatkan semua potensi terutama generasi muda, menampilkan topik tertentu untuk kemudian dibahas bersama atau dalam kelompok yang ada.
Oleh karena itu melalui methoda ini setiap peserta akan memperoleh kesempatan mengemukankan pendapatnya atau sebaliknya menerima pendapat dari orang lain yang akan menambah pengetahuannya dibidang agama Hindu dengan dilandasi sikap tenggang rasa dan rasa dan kekeluargaan.
Cara serupa ini sangat cocok untuk pendidikan orang dewasa yang dikenal dengan sistem "andragogi".
Misalnya dalam kelompok remaja dapat diketengahkan materi ajaran agama Hindu yang berkaitan dengan kehidupan dan permasalahan remaja (kepemudaan).
Dalam pelaksanaan Dharma Tula ini disebutkan dapat dikaitkan dengan kegiatan menyambut/merayakan hari-hari raya keagamaan, seperti Saraswati, Galungan, Kuningan, Siwaratri, Nyepi dan sebagainya.
Untuk tidak terlalu banyak menyita waktu dapat dilaksanakan setelah selesainya persembahyangan bersama atau pada hari-hari libur yang khusus dimanfaatkan untuk acara dharma tula ini.
Untuk tidak terlalu banyak menyita waktu dapat dilaksanakan setelah selesainya persembahyangan bersama atau pada hari-hari libur yang khusus dimanfaatkan untuk acara dharma tula ini.
***