Tri Mandala

Tri Mandala adalah panduan dan konsep dasar optimalisasi fungsi tempat suci sebagai pusat pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia secara utuh, menyeluruh dan terintegrasi demi tercapainya kemerdekaan dan kesejahteraan rohani yang sesuai dengan spirit dan maksud yang terkandung dalam konsepsi Tri Mandala tersebut, yaitu :
  • Uttama mandala (area utama), 
  • Madhyama mandala (area tengah) dan 
  • Kanistama mandala (area luar), 
Tempat suci pura hendaknya difungsikan untuk melaksanakan aktivitas-aktivitas suci sesuai ajaran dharma yang memiliki dua dimensi utama, yaitu:
  • Dimensi vertikal, yaitu komunikasi dan hubungan vertikal warga Hindu dengan Brahman/Hyang Widhi, Tuhan Yang Maha Esa melalui aktivitas-aktivitas ritus-spiritual,
  • Dimensi horisontal, yaitu komunikasi dan hubungan antar-manusia sesama warga Hindu khususnya dan masyarakat luas umumnya melalui aktivitas-aktivitas ritus-sosial.
Ke dua dimensi aktivitas-aktivitas tersebut hendaknya dilaksanakan secara serasi, selaras, seimbang dan saling melengkapi secara harmonis sebagai bentuk penghayatan dan implementasi nilai-nilai dan ajaran Hindu Dharma. 
Pelaksanaan ke dua dimensi aktivitas-aktivitas tersebut pun hendaknya disesuaikan dengan :
  • tempat (desa), 
  • waktu (kala) dan 
  • ruang (patra) 
dengan menghargai keluhuran budaya setempat, demikian disebutkan Parisada dalam optimalisasi fungsi pura.

Sebagaimana disebutkan pula bahwa, dalam pembagian halaman pura yaitu utama, madya dan nista mandala sebagai satu kesatuan sebagai tempat suci sehingga di nista mandala (area luar) dapat digunakan untuk keperluan lain misalnya parkir, penjual makanan, wisata dll
***