Padharman di Pura Besakih adalah tempat pemujaan dan penghormatan kepada para leluhur, yang bertujuan lebih menekankan
sebagai media untuk mendudukkan berbagai kelompok warga di Bali yang sudah dalam posisi setara dan bersaudara,Sebagaimana disebutkan Pedharman ini memiliki dua fungsi sebagai :
- Dewa Pratistha, memuja Dewa sebagai manifestasi Tuhan.
- Atma Pratistha, memuja atma / roh suci leluhur yang sudah mencapai tahap Dewa Pitara.
- Pedarman Ida Dalem Klungkung
- Pedarman Telabah Apit Yeh
- Pedarman Telabah
- Pedarman Bujangga Wisnawa
- Pedarman Badung
- Pedarman Sukahet
- Pedarman Sukawati
- Pedarman Kubontubuh
- Pedarman Pungakan Bangbang
- Pedarman I Gusti Ngurah Mengwi
- Pedarman Kaba-kaba
- Pedarman Ratu Pasek, sebagai pemujaan Panca Tirtha yang terdiri dari :
- Mpu Geni Jaya dipuja di Pelinggih Meru Tumpang Tiga,
- Mpu Semeru di Pelinggih Meru Tumpang Tujuh.
- Mpu Kuturan di Pelinggih Manjangan Saluwang.
- Mpu Gana dan Mpu Beradah di Pelinggih Pepelik.
Tentang lontar pendirian Padharman di kompleks Pura
Besakih menurut Lontar Padma Bhuwana dimulai sejak tahun Saka
1400 atau tahun 1478 Masehi. Sedangkan menurut Lontar Babad Sukahet
pendirian padharman di Besakih tahun Saka 1465 atau tahun 1543
Masehi.
Bila tahun ini dihubungkan dengan periodisasi tahun pemerintahan dinasti Sri Krsna Kapakisan di Bali, maka pada tahun-tahun tersebut merupakan saat pemerintahan Dalem Waturenggong di Bali yang berkeraton di Gelgel atau Sweca Pura, demikian disebutkan dalam kutipan artikel babad bali dalam Pura Pedharman.
Bila tahun ini dihubungkan dengan periodisasi tahun pemerintahan dinasti Sri Krsna Kapakisan di Bali, maka pada tahun-tahun tersebut merupakan saat pemerintahan Dalem Waturenggong di Bali yang berkeraton di Gelgel atau Sweca Pura, demikian disebutkan dalam kutipan artikel babad bali dalam Pura Pedharman.
***