Mpu Dwijendra (atau Danghyang Dwijendra) adalah seorang pandita utama di Bali yang pada zaman dahulu sebagai salah satu yang berjasa dalam hal pengembangan dan pembinaan kehidupan yang harmonis serta menata Bali sebagai seribu pura yang indah.
Beliau merupakan putra dari Mpu Withadharma Çri Mahadewa yang terlahir dari kekuatan Panca Bhayunya.
Beliau Mpu Dwijendra juga tersurat dalam Purana Dewa Tattwa dimana pada zaman dahulu dikisahkan bahwa beliau menurunkan 3 (tiga) putra yaitu:
- Bubuksah dan Gagak Aking, dua bersaudara (kakak adik) yang diuji kesaktiannya oleh seekor harimau putih saat menjalankan tapanya di tengah hutan.
- Brahmawisesa yang menurunkan :
- Mpu Gandring; seorang ahli pembuat keris.
- Empu Saguna yang menurunkan Kepandaean dan Warga Pande.
- Mpu Bajrasatwa yang dalam silsilah bhagawanta di Bali menurunkan Mpu Tunuhun (Mpu Lampita) yang menurunkan Panca Pandita sebagai penuntun umat sedharma dalam hal pengembangan dan pembinaan kehidupan manusia dan alam secara seimbang.
Jadi yang sering dikenal di Bali yaitu Dhang Hyang Dwi Jendra berarti ‘pandita raja’ yang menjadikan Bali sebagai seribu Pura yang menurut catatan dharmagiriutama.org sebagai karya Mpu Nusantara disebutkan bahwa selanjutnya yang mendapatkan gelar Dhang Hyang Dwi Jendra yaitu :
- Rsi Markandheya;
- Berkaitan dengan pengembangan Pura Besakih.
- Mpu Kuturan;
- Dengan menetapkan menetapkan konsep keharmonisan Tri Hita Karana, Tri Kahyangan (Pura Kahyangan Tiga) dan Tri Murti yang pada zaman dahulu berdasarkan konsep agama Siwa-Budha dan dengan disepakati konsep ini sehingga semua aliran dan sekta yang ada di Bali saat itu terwadahi.
- Dhang Hyang Nirartha.
- Pengembangan dari pelinggih berbentuk Padmasana sebagai linggih Sthana Ida Sang Hyang Widhi.
***