Tetapi Tuhan sendiri tak terpengaruh oleh baik dan buruk.
- Sanghyang artinya yang dipuja;
- Rwa Bhineda berarti sebagai sumber & pengayom dua hal yang berbeda.
Dan menurut Ki Buyut Dalu sebagaimana dikutip dalam artikel Hindu Dharma di fb dikatakan bahwa :
Karena Tuhan adalah kesadaran abadi tanpa batas. Bersifat “nir” maha gaib, tak terpikirkan, tak ternoda. Dipuja sebagai yang Maha Utama, Maha Wisesa, Maha Sakti, Maha Kuasa, dan seterusnya.
Dalam kemahakuasaannya, Tuhan dapat mewujudkan diri sebagai Kala, atau sebaliknya “kala ya dewa ya” bahwa kala adalah Tuhan itu sendiri.
Analog dengan menyebut Tuhan secara bolak balik “Tuhan - Hantu”.
Berbeda dengan paham populer saat ini yang mendikotomikan Tuhan dan Berhala. Tuhan hanya diposisikan di sisi baik, sedangkan Berhala di sisi buruk. Paham ini justru mengkerdilkan kemahakuasaan Tuhan.
Jika menempatkan Tuhan hanya pada dimensi kebaikan saja, lalu sisi keburukan atau kegelapan siapa penyebabnya?Kenapa…?
Berarti ada kekuatan lain selain Tuhan sebagai penguasa. Ini berarti memposisikan Tuhan bukan sebagai Maha Segalanya, karena ada Penguasa Keburukan selain Tuhan. Dalam hal ini konsep keesaan / kemahatunggalan Tuhan menjadi rancu.
Keterbatasan pemahaman inilah yang menyebabkan manusia memposisikan Tuhan dan Berhala pada kutub terang - gelap.
Sehingga hendaknya Tuhan dapat dipahami secara konfrehensif integral, utuh dan menyeluruh serta keterkaitan dari segala sisi dan dimensi.
***