Buruk diperbuat buruk dijumpai, baik dikerjakan baik pula didapat.
Namun terkadang dalam kenyataannya, orang yang selalu berbuat baik, tapi buruk yang didapat.
Diceritakan suatu ketika ada seorang Tuan bertanya kepada pelayannya...,
"...Kenapa ya , orang-orang mengataiku pelit dan sombong, Padahal semua orang kan tahu kalau aku mati nanti, aku akan memberikan semua yang aku punya pada yayasan sosial ataupun panti asuhan?"
Hal ini sangat mengherankan sang ayam.
‘Orang-orang berkata begitu manis tentang kelemah-lembutan dan matamu yang begitu memancarkan penderitaan’, kata ayam pada sapi. ‘Mereka mengira kamu begitu murah hati, karena tiap hari kamu memberi mereka susu dan juga tenagamu untuk membajak sawah.
Tapi bagaimana dengan aku?
Aku memberikan semua yang aku punya. Aku memberikan daging ayam. Aku memberikan bulu-buluku. Bahkan mereka memasak dan membuat sup dengan kakiku untuk kaldu. Semua sudah aku berikan pada manusia, lalu mengapa kau ....sapi , masih saja lebih terkenal dan dihormati daripada diriku ini, Kenapa sih kok bisa begitu ?'”
“Apakah Tuan tahu apa jawaban sang sapi?”, kata pelayan.
Sang sapi berkata, “Mungkin karena aku memberikannya sewaktu aku masih hidup.”
Semasih nafas dikandung badan, semasih usia masih bersama lakukan yang terbaik demi kasih sayang kepada umat dan alam semesta .....karena DiriNya ada didalamnya.
Maka dari itu disebutkan bahwa berkarmalah yang baik sebisa mungkin selagi kita masih hidup dan tunjukkanlah kasih sayangmu saat ini kepada sesama makhluk.
***