Ketupat

Ketupat atau Kupat adalah kependekan dari ngaku lepat dan laku papat. 
  • Lepat itu artinya KELEPETAN ( Bali ) atau kesalahan. Jadi Ngaku Lepat itu artinya " mengakui kesalahan " yang pernah dibuat baik disengaja ataupun tidak. 
  • Laku papat itu : LEBAR , apa yg pernah dibuat dianggap sdh selesai hingga disini. LUBER , memberi dgn limpahan serta ketulusan hati. LEBUR, memohon ampunan atas kelepetan yg dibuat. LABUR , tidak lagi mengulangi kesalahan dgn selalu menjaga kesucian hati. 
Dalam tradisi kita di Bali, seperti halnya ketupat yang digunakan sebagai sebuah kelengkapan persembahan di dalam upacara nebusin ( bila ada sanak keluarga halangan di jalan karena sesuatu hal ). Dan biasanya setiap purnama/ tilem atau saat ngelukar ( mengganti daksina ) di merajan, ada aturan ketipat kelanan

Tradisi Kejawen, Sungkeman menjadi implementasi Ngaku Lepat, dimana salah satunya mohon diampuni kesalahan kpd orang tua dan saudara2 semua yang pada akhirnya diisi dgn potong ketupat. 
Jadi intinya adalah " mengakui kasalahan dan mohon ampunan (atau ampure) dan tidak mengulangi lagi " Ketupat dibungkus janur ( nur ) itu cahaya bermakna sudah datang cahaya. 

Bentuk fisik ketupat segi empat ibarat hati manusia. 
Maknanya "Saat orang sudah mengakui kesalahannya, maka hatinya seperti ketupat yg dibelah, pasti isinya putih bersih, hati yg tanpa cela karena sudah dibungkus cahaya (Tuhan). " 
Setelah meminta maaf kepada siapapun, kepada Ida yang berstana dimana kita tertimpa masalah mungkin karena kelepetan atau kepada orang lain, untuk tidak mengulanginya lagi, agar kehidupan ini bersahaja dan persaudaraan semakin erat dan lengket seperti ketupat.

Demikianlah disebutkan makna ketupat (ref) dalam beberapa penggunaan dalam tradisi di Bali. 

***