Ritual Usaba Sambah

Ritual Usaba Sambah merupakan sebuah babak dalam kehidupan masyarakat Tenganan Pegringsingan. 
Sebagai sebuah aktivitas budaya Usaba Sambah mengusung sebuah narasi mengenai kehidupan dewa yang memasuki usia dewasa. 

Dalam catatan Bali tempoe duloe di IG disebutkan bahwa sejumlah kegiatan dihadirkan selama sebulan penuh dalam setiap tahunnya. Pendeklarasian kedewasaan divisualisasikan dengan merangkai simbol-simbol mitologi
Simbol inilah yang pada akhirnya memproduksi makna bagi masyarakat Tenganan Pegringsingan juga masyarakat luar yang menjadi penonton. 

Performance studies digunakan sebagai payung dalam mengkaji aktivitas masyarakat Tenganan Pegringsingan yang ditampilkan. Untuk menafsirkan penampilan, perlu diketahui latar belakang masyarakat yang terlibat, baik mengenai sejarah dan budaya, serta setting penampilan yang dibatasi pada konteksruang, budaya, dan sosial. 

Serangkaian kegiatan Usaba Sambah yang ditampilkan dideskripsikan secara mendalam, dengan metode etnografi. Rentetan adegan tertata dengan sangat menarik dalam Usaba Sambah. Kehidupan ritual di Tenganan Pegringsingan dapat diibaratkan sebuah drama kehidupan. 

Setiap ritual memiliki kisah, seperti babak dalam sebuah drama. Babak demi babak ditampilkan setiap sasih. Sasih Kasa hingga Sadda menggambarkan kehidupan dewa. 
Dimulai dari lahir hingga mati; bayi hingga tua. Saat Sambah sebagai puncak dari kehidupan digambarkan dengan simbol-simbol kehidupan manusia yang mulai berinteraksi dengan banyak pihak. Kisah yang dihadirkan melalui simbol diperankan oleh segenap warga dan Krama Desa. 

Penelitian ini menemukan tiga hal aktivitas masyarakat paling utama dalam Usaba Sambah, yakni:kegiatan makan, perang dan seks. 
  • Pendeklarasian kedewasaan dewa disimbolkan dengan aktivitas makan bersama disetiap ritual, 
  • Perang sebagai puncak acara merupakan wahana berinteraksi masyarakat Tenganan secara luas, dan 
  • Seks dalam pengertian hubungan Truna dan Daha yang dikonstruksi oleh ritus menjadikan praktek budaya di Tenganan Pegringsingan yang masih berlangsung hingga saat ini.
***