Dimana di dalam Rgveda X.71.6 dinyatakan: "dia yg meninggalkan seorang sahabat karib, tidak memiliki hak untuk mempelajari kitab-kitab suci. Apapun yg dipelajari, semuanya sia-sia. Dia tidak mengetahui jalan kebajikan (kebaikan)"
Pustaka suci Weda mengajarkan bahwa pertama kali manusia harus menyatukan diri secara internal yaitu dengan diri sendiri, keluarga, para sahabat, baru kemudian menyatukan pikiran dengan orang lain. Orang lain hendaknya dipandang seperti diri sendiri.
Persahabatan ke luar diri dan ke dalam diri dapat dikatakan persahabatan horisontal berdimensi ganda (ke dalam dan ke luar), disisi lain persahabatan bernuansa vertikal merupakan yg paling utama yakni bersahabat dengan Tuhan, perwujudannya berupa pengejewantahan ajaran-ajaran-Nya.
Bilamana setiap orang dari kita mampu bergandengan tangan menyatukan karakter sahabat sejati, ini akan menjadi embrio sebuah masyarakat damai. Masyarakat yg terbuka, dan setiap orang didalamnya berinteraksi secara manusiawi, komunikatif, saling menghormati, toleran serta menjunjung tinggi norma-norma universal masyarakat.
Dalam Lintas Nurani disebutkan terdapat 4 macam sahabat yang baik yg harus dipandang sebagai sahabat2 yg tulus hati, antara lain:
Persahabatan ke luar diri dan ke dalam diri dapat dikatakan persahabatan horisontal berdimensi ganda (ke dalam dan ke luar), disisi lain persahabatan bernuansa vertikal merupakan yg paling utama yakni bersahabat dengan Tuhan, perwujudannya berupa pengejewantahan ajaran-ajaran-Nya.
Sebagaimana dinyatakan dalam Arthavaveda V.11.9 :
"Yujyo me saptapadah sakha asi"; Sang Hyang Widhi, engkau adalah sahabat karibku.
Bilamana setiap orang dari kita mampu bergandengan tangan menyatukan karakter sahabat sejati, ini akan menjadi embrio sebuah masyarakat damai. Masyarakat yg terbuka, dan setiap orang didalamnya berinteraksi secara manusiawi, komunikatif, saling menghormati, toleran serta menjunjung tinggi norma-norma universal masyarakat.
Dengan demikian sahabat sejati di dalam maupun di luar diri akan menjadi kunci penting dalam memahami pluralisme untuk kemudian mewujudkan komitmen kebersamaan.
- Sahabat yg suka menolong (matulungan), yaitu sahabat yg slalu menjaga kita, menjaga harta milik kita, menjadi pelindung kita pd saat berada dlm bahaya & bersedia membantu lebih dr apa yg kita harapkan
- Sahabat dikala senang & susah (liang sebet), yaitu sahabat yg mempercayakan rahasianya kepd kita & menjaga rahasia kita, setia & tak akan meninggalkan kita ketika berada dlm kesusahan & bersedia berkorban untk menjaga kita.
- Sahabat yg suka memberi nasehat yg baik, yaitu sahabat yg mencegah kita berbuat salah, mendorong kita untk berbuat baik, memberikan informasi tentang hal2 yg blm pernah kita dengar & menunjukkan jln menuju kebahagiaan.
- Sahabat yg slalu memperhatikan keadaan kita atau simpati pd kita, yaitu sahabat yg tdk akan bersuka cita ketika kita menderita, sahabat yg gembira dgn kesuksesan kita, mencegah org lain untk membicarakan tentang keburukan kita & mendukung org lain yg membicarakan hal2 yg baik tentang kita.
- Seorang teman adalah kawan seperjalanan.
- Seorang ibu adalah teman di rumah.
- Orang yg mau menolong saat di butuhkan adalah teman yg baik & setia.
- Orang yg bisa berjalan bersama di jln yg benar dgn kita adalah sahabat yg bermanfaat.
- Orang yg mampu menunjukkan jln yg benar pd kita adalah seorg guru yg baik.
Perbuatan baik yg dilakukan diri sendiri adalah teman sejati pd masa yg akan dtg.
Dikutip dari baberapa artikel Hindu Dharma (group fb)
***