Simpati

Simpati merupakan suatu proses kejiwaan bila seorang individu merasa tertarik pada seseorang atau sekelompok orang karena sikap, penampilan, wibawa, kharisma atau perbuatannya yang sedemikian rupa.
Dimana dalam Hindu Dhrama, Srya artinya mendapat simpati dan disenangi yang merupakan bagian dari sad guna karena telah berhasil melaksanakan ajaran agama.
Di dalam proses ini perasaan seseorang memegang peranan yang sangat penting, walaupun dorongan utama pada simpati adalah keinginan untuk memahami pihak lain dan untuk bekerjasama dengannya. 

Sebagai salah satu sumber interaksi sosial dalam memahami kehidupan sosial budaya, proses simpati dapat berkembang jika berada dalam keadaan saling pengertian. 

Contoh: 

Seorang pengusaha yang melihat seorang anak yang pandai (dueg) dan rajin, tetapi sangat miskin yang hidup di suatu desa tertinggal. 
Tiba-tiba pengusaha tersebut merasa iba dan tertarik, lalu mengangkat anak itu menjadi anak asuhnya.
Simpati dapat bersifat searah dan dapat bersifat timbal balik (dua arah). Simpati searah, misalnya Alex simpati sekali dengan Bambang Pamungkas yang permainan sepak bolanya baik sekali, namun Bambang tidak mengerti kalau Alex merupakan simpatisannya. 

Simpati timbal balik akan menghasilkan suatu hubungan kerjasama, misalnya Rahmad Darmawan bersimpati kepada Bambang Pamungkas sebagai Kapten Sepakbola Timnas, demikian pula sebaliknya, Bambang bersimpati kepada Rahmad sebagai pelatih sepakbola yang hebat. 
Hasil dari saling simpati tersebut lama-kelamaan akan menciptakan kerjasama yang baik dan saling menguntungkan.
Demikianlah dikatakan pentingnya bersimpati kepada orang lain sebagai renungan dalam membina hubungan persaudaraan untuk saling mengingatkan dan saling mengisi.
***