Pemalinan

Pemalinan yaitu sakit yang disebabkan oleh Sang Bhuta Pemali karena melanggar pantangan-pantangan seperti yang diceritakan orang tua zaman dulu.
Pada hari-hari tertentu, terasa sakit ngancuk-ngancuk (atau seperti tertusuk-tusuk di pinggang dll).
Bentuk pelanggaran pemalian juga disebutkan dapat mengakibatkan kemalangan atau penderitaan bagi yang melanggar sehingga manusia disebutkan agar selalu dapat menjaga kesucian dan tempat-tempat tenget, pohon-pohon keramat dll.

Seperti halnya pemalian yang disebabkan oleh pohon-pohon tenget berikut yang hendaknya dihindari penggunaannya :
  • Kayu yang diambil dari pohon kayu yang terkenal angker disebut dengan rebutkala. 
    • Artinya ada pohon yang diyakini masyarakat angker lantaran sering terjadinya kejadian-kejadian gaib di sekitar pohon tersebut. 
    • Jika digunakan sebagai rumah, maka penghuninya akan mengalami penderitaan dalam hidupnya.
  • Sesawadung adalah kayu yang berasal dari tebangan sebelumnya sering disebut pula tunggak wareng, yang tumbuh kembali menjadi kayu yang besar. 
    • Kadurmanggaian sesa wadung (kemalangan sisa kapak). 
    • Penghuni akan hidup dalam kemalangan dan penyakit, penghuninya kerap mati mendadak.
  • Kayu yang diambil dari pohon yang tumbuhnya di tepi sungai yang disebut dengan anepiluwah. 
    • Jika hal ini dilanggar penghuninya akan mengalami berbagai berbagai jenis penyakit lantaran kehabisan cairan.
  • Kayu yang diambil dari pohon kayu yang tumbuh di Pemrajan atau tempat pemujaan yang disebut dengan candragni. 
    • Penghuninya akan hidup kesusahan mereka seolah-olah dimusuhi oleh berbagai jenis rejeki.
  • Kayu yang diambil dari pohon kayu yang tumbuh di kuburan yang disebut dengan Bhutagrha. 
    • Penghuninya akan mengalami berbagai hal yang aneh yang sulit dicerna oleh akal, mereka sering bertindak seperti orang gila.
  • Kayu yang diambil dari pohon kayu yang tumbuh di pertengahan pembatas atau sekat pekarangan. 
    • Ini disebut dengan pamali wates. 
    • Penghuninya akan berumur pendek.
  • Kayu yang diambil dari pohon kayu yang tumbuh di tepi kolam atau danau yang disebut dengan asurigrha. 
    • Penghuninya kerap kali mengalami keguncanagn pikiran.
  • Kayu yang diambil dari pohon kayu yang sering dihinggapi oleh burung gagak disebut sagagak. 
    • Jika digunakan penghuninya akan mengalami kesialan dan nasib malang.
Pantangan bagi masyarakat Bali jaman dulu menggunakan tumbuhan (pohon) yang dianggap tidak pantas atau tidak layak digunakan sebagai bahan bangunan, adalah wujud nyata dari perhatian dan keseriusan para tetua orang Bali mengamalkan konsep Tri Hita Karana (tiga hal yang menyebabkan kesejahteraan dalam kehidupan sehari-hari.
***