Pamor Bubuk

Pamor Bubuk yang juga adalah rahasia bersatunya kembali sang Atman dalam moksa.

Diceritakan pada zaman dahulu,
Seorang patih dari dari Bali yang pada zaman dahulu kesaktiannya sampai terkenal di Kerajaan Majapahit.
Dengan sebilah keris yang sebagaimana disebutkan sebagai pusaka Kebo Iwa yang menemani beliau sampai di Tanah Jawa,
Semua masyarakat merasa takut dengan Ki Kebo Iwa karena tubuhnya yang tinggi besar sambil membawa keris dan juga membawa batu. 
Ketika itulah muncul ide dari Ki Patih Gajah Mada untuk mengurangi kesaktian Ki Kebo Iwa. Ki Patih Gajah Mada menegur Ki Kebo Iwa :"Anakku Kebo Iwa, kenapa engkau membawa keris dan batu kesana kemari? Semua rakyatku merasa takut, berikanlah keris itu kepadaku untuk kusimpan untuk sementara waktu".
Tanpa perasaan curiga sedikitpun, Ki Kebo Iwa menyerahkan keris itu kepada Ki Patih Gajah Mada. 
Keris itu bukannya disimpan, namun tanpa sepengetahuan Ki Kebo Iwa, keris itu dibuang ke tengah laut, dan keris itu kemudian diselamatkan serta disimpan oleh Ratu Kidul.
Setelah kejadian itu, Ki Patih Gajah Mada menyuruh Ki Kebo Iwa untuk membuatkan sumur yang diperuntukkan tempat mandi bagi calon istrinya.
Setelah sumur itu hampir selesai dan mencapai kedalaman lebih tinggi dari tubuh Ki Kebo Iwa, secara serentak sumur itu diurug dengan menggunakan batu oleh rakyat Majapahit atas perintah Ki Patih Gajah Mada, sehingga Ki Kebo Iwa terkubur hidup-hidup di dalam sumur. 
Namun dengan kesaktian yang dimilikinya, batu-batu yang mengurugnya itupun semuanya terpental ke angkasa. Ki Patih Gajah Mada sudah kehabisan akal untuk melenyapkan Ki Kebo Iwa dari muka bumi. 
Dengan putus asa, Ki Patih Gajah Mada menyuruh Ki Kebo Iwa untuk segera pulang ke Bali karena istri yang dijanjikannya itu sebenarnya tidak ada, itu hanyalah kiasan saja, kata Gajah Mada yang kami maksud dengan Ni Gusti Lemah Tulis yang ada di dalam surat itu adalah sebuah Gunung yang tinggi besar dan cantik yang namanya Gunung Batu Tulis. 
Betapa kecewanya Ki Kebo Iwa mendengar hal itu, dengan lirih dia berkata : "Aku tidak mau pulang ke Bali karena kami telah berjanji kepada raja kami bahwa aku ke tanah Jawa ini untuk mengambil seorang istri, dan bila aku tidak membawa istri, maka aku akan merasa sangat malu sekali kepada Raja kami, aku merasa ditipu-daya, namun aku tidak akan bisa mati dengan cara seperti ini, lebih baik aku mati dengan cara kesatria.
Aku akan mati oleh siraman pamor bubuk, bunuhlah aku dengan cara seperti itu, dengan demikian aku akan mati. 
Ki Kebo Iwa mengeluarkan pamor bubuk dari dalam saku bajunya dan kemudian diserahkan kepada Ki Patih Gajah Mada, yang tanpa menunggu lebih lama lagi segera menaburkan pamor bubuk itu ke seluruh tubuh Ki Kebo Iwa. 
Seketika itupun Ki Kebo Iwa lenyap tanpa bekas (moksa) untuk kembali bersatu kepada Tuhan.
***