Pancoran berasal dari kata kecoran yaitu pancuran air suci yang berasal dari sumbernya.
Dimana tetesan air yang tumpah dari kecoran tersebut memiliki berbagai macam penggunaan dan kasiatnya.
Seperti halnya ketika akan melakukan sembahyang, air pancuran juga digunakan untuk menyucikan diri dengan jalan berkumur, cuci muka dan cuci kaki yang bertujuan sebagai tanda penyucian sakala dan niskala atau lahir batin agar pemujaan dapat dilakukan dengan kesucian jasmani dan rohani.
Diceritakan konon di Bali pada zaman dahulu pancoran juga digunakan warga untuk melukat (upacara pembersihan diri) disamping juga untuk pertanian seperti disebutkan :
- Salah satu komoditi sumber air bagi masyarakat desa untuk mengairi sawah dan memenuhi kebutuhan lainnya seperti halnya diceritakan dalam Kisah Taman Mumbul dan Manfaat dari Pancorannya yang dapat meleburkan segala hal atau sifat buruk dalam diri.
- "Pancoran Solas" Diyakini Berikan Kesembuhan yang berlokasi di Bangli dikatakan oleh PHDI, pancoran ini terletak di sisi timur Desa Wisata Guliang Kangin, tepatnya berada di sekitar aliran Sungai Melangit, berbatasan dengan Pura Tirta Harum Satria Tamanbali, dan Bakas Levi Raft-ing Klungkung. Di lokasi tersebut terdapat dua lokasi pancoran, yakni bagian atas dan bawah.
- Dalam tetandingan banten :
- Tatebasan Pangenteg Bayu medaging toyan pancoran 5 soan.
- Toya Pancoran juga digunakan untuk Banten Pregembal dalam banten ayaban.
- Pengayomnya, ketika bhatara guru berstana di pancuran air, maka beliau bernama Sanghyang Gayatri.
- Air pancuran digunakan sebagai Tirta Pemuput untuk upacara bebayuhan weton sapuh leger yang berfungsi agar terwujud suatu keharmonisan dan keselarasan.
- Terkait bebayuran pancoran apit telaga, bebayuhannya dikatakan dalam sebuah dharma wacana disebutkan bersamaan dengan pengeruatan wayang, yang dilakukan di Tumpek Wayang.
- Dll.
***