Lontar Aji Yanantaka

Lontar Aji Yanantaka | memuat tentang bunga jempiring alit (atau tulud nyuh) dan salikanta yang dikutuk oleh Dewa Siwa sehingga tidak baik untuk sarana pemujaan.
Diceritakan dahulu dalam kerajaan Yanantaka sedang berkecamuk penyakit lepra. Raja dan para patih juga ikut terserang penyakit tersebut. Semua dukun sudah mencoba mengobati tetapi tak satu pun ada yang mempan. 
Sang raja kemudian mengutus mahapatihnya untuk menghadap Dewa Siwa mohon perlindungan. Dewa Siwa bersedia menghilangkan semua penyakit itu. 
Lantaran Dewa Siwa berwujud dewa, tidak dapat langsung bertemu dengan manusia, maka kerajaan Yanantaka di-pralina menjadi hutan belantara. Tidak tampak lagi wujud manusia. 
Setelah itu, barulah Dewa Siwa turun ke Yanantaka. Semua kayu dan pohon, termasuk tanaman bunga datang satu per satu mohon penglukatan Dewa Siwa. 
Namun, hanya dua pohon bunga yakni jempiring alit dan salikanta yang tidak mau minta penglukatan Dewa Siwa. Karena itu, Dewa Siwa mengutuk kedua bunga tersebut tidak boleh dipakai sarana dalam pemujaan.
***