Sang Hyang Sri Manik Galih adalah sebutan lain dari Dewi Sri sebagai dewi pelindung kesuburan tanaman pangan (padi dan beras atau sumber makanan lannya) yang sebagai kekuatan bangunan suci Catu Meres dalam stana para manifestasi sang hyang widhi pada tempat suci pekarangan rumah.
Pelinggih Manik Galih juga djelaskan dalam konsep penyatuan siva siddantha yang terdapat pada dadia pasek gelgel di banjar sekar sari,
desa selat yang menurut kutipan keterangan deelylovina dalam sanggah merajan,
pelinggih tersebut dijelaskan untuk memuja Tuhan sebagai Dewa Ayu Manik Galih. Dewa Ayu Manik Galih sebutan lain dari Tuhan sebagai dewanya padi.
Suburnya tanaman pangan yang disebut padi itu sebagai simbol kemakmuran ekonomi. Dalam tradisi kehidupan beragama Hindu di Bali,
- Dewa Ayu Manik Galih itu merupakan sebutan lain dari Dewi Sri,
- Karena itu, Pelinggih Gedong dalam merajan ini mungkin dipersembahkan untuk Batari Manik Galih yang juga merupakan salah satu bangunan untuk pemujaan kepada Bhatara Sri Sedhana.sebagai dewa kekayaan.
Dewi Manik Galih juga disebut Dewi Kwan Im menurut Khonghucu dan masyarakat Tionghoa sebagaimana disebutkan portalgaruda.org dalam implementasi toleransi pemujaan antara masyarakat Hindu dan Khonghucu di Pura Purasada Kapal, disanalah stana Dewi Kwam In sebagai dewi kemakmuran yang juga harus atau wajib dipujanya.
***