Baik belum tentu benar, tapi kebenaran yang bersumber dari hati nurani sudah pasti baik.

Kadangkala dalam kehidupan ini, kita sering membantu orang lain karena kasihan atau tidak tega, namun mungkin saja malah membuat mereka menjadi tidak mandiri atau ketergantungan. Dan membuat potensi dalam dirinya tidak berkembang, mematikan kreativitas dan inisiatifnya.

Sebagai bahan renungan, dikisahkan pada suatu hari pagi nan cerah ada seorang anak laki-laki yang secara tak sengaja menemukan kepompong menggelantung pada sebuah dahan. 
Dilihatnya dengan cermat dan penuh rasa ingin tahu kepompong itu dari dekat. Ternyata ada lubang kecil di bagian tengahnya. 

Dan terlihat di dalamnya ada kupu-kupu yang sedang berjuang untuk keluar dari kepompong. Karena belum pernah melihat secara langsung proses berubahnya kepompong menjadi seekor kupu - kupu, membuat anak laki-laki itu menjadi antusias, ia duduk menunggu dan mengamati kepompong tersebut.

Ketika ujungnya telah keluar sedikit, kupu-kupu itu nampak begitu kesulitan untuk keluar. Badannya terus menggeliat tanpa menunjukkan perubahan yang berarti. Ujung sayapnya telah terlihat, namun tidak juga bisa keluar sepenuhnya. Namun kupu-kupu itu terus berusaha. 
“Ah, kasihan kupu-kupu ini, munkin dia terjepit dan tidak bisa keluar”, pikir anak itu. 

Akhirnya ia menemukan ide dan segera berlari ke rumah untuk mengambil gunting. Tanpa pikir panjang, kemudian ia sobek sedikit demi sedikit kepompong tersebut. Hingga akhirnya kupu-kupu tersebut dapat keluar dengan mudahnya.

Alangkah senang hati si anak laki-laki itu melihatnya. 

Namun apa yang terjadi? 

Si kupu-kupu memang bisa keluar dari kepompongnya, namun ia tidak dapat terbang, hanya bisa merayap kesana kemari seperti kebingungan.

Ternyata bagi kupu-kupu, pada saat dia mengerahkan seluruh tenaganya untuk keluar dari kepompong, ada suatu cairan di dalam tubuhnya yang akan mengalir ke seluruh tubuhnya, yang akan membuat sayapnya mengembang sehingga ia dapat terbang, begitu ia memperoleh kebebasan dari kepompong tersebut.

Dan ternyata pula, apa yang telah dilakukan oleh anak laki-laki tersebut, malah membuat kupu-kupu tidak bisa terbang. 

Berniat membantunya keluar dari kepompong, memang membuat kupu-kupu keluar lebih mudah, namun setelah itu kupu-kupu tidak bisa kemana-mana karena tidak mampu menggerakkan sayapnya, sehingga jadilah ia seekor kupu-kupu yang hanya dapat merayap.

Demikianlah diceritakan niat baik belum tentu juga benar.

Setidaknya dalam hal ini kita berikan kesempatan terlebih dahulu kepada mereka untuk berjuang dengan kemampuan dirinya, menjalani proses kehidupan agar mereka dapat keluar dari kesulitan yang mereka hadapi, yang di mana ketika mereka berhasil melewatinya, mereka justru menjadi pribadi yang lebih kuat.

Begitu juga, pada saat kita menghadapi masalah hidup yang terasa sulit, jangan mudah untuk menyerah dan mengharapkan orang lain mengulurkan bantuannya, berjuanglah dengan mengerahkan potensi yang kita miliki atau kembangkan kemampuan kita, karena semua proses yang kita lewati itu akan membuat diri kita semakin kuat.
***