Cambra Berag

Cambra Berag adalah anjing kurus jadi-jadian yang melolong pada saat tengah malam.
Sebuah aajian kawisesan yang pada zaman dahulu dianugrahkan untuk dapat melindungi wanita yang tertindas.
Dimana ajian cambra berag ini terdapat dalam teks lontar yang ditulis oleh seorang murid calonarang Nyi Lenda yang konon memiliki kemampuan berubah menjadi leak berwujud anjing besar kurus atau sosok raksasa setengah anjing.
Menurut penuturan atau nasehat tetua kita dahulu sebagaimana diceritakan Asu Gaplong, geringsing wang dan cambra berag oleh Wayan Kaler di fb;
Hati hatilah kalau bertemu Kuluk Bengil ( Anjing Kurus ) saat Tengah Malam. 
Karena kemungkinan itu adalah Cambra Berag. 
Kalau sampai menggonggong, kita akan seketika roboh. 
Mungkin perlu diteliti lagi maksud dari nasehat tersebut. 
Banyak versi tentang Cambra Berag.

Ada yang berpendapat bahwa Cambra berag adalah Ajian yang didapat oleh I Lenda, yang merupakan salah satu Murid Walu Nateng Dirah. Yang mana Ajian itu didapat berkat Samadinya yang tekun memuja Dewi Saraswati
Ajian itu dikenal dengan Ajian Kawisesan Ki Cambra Berag. 
Dan setelah Ajian itu diturunkan, Dewi Saraswati berpesan supaya Ajian itu digunakan untuk menghukum Orang yang suka menindas Wanita.

Ada juga ceritra saat sepasang Kekasih yang tidak direstui oleh Orang Tuanya untuk menikah dan saat mau melarikan Gadis pujaannya, Sang Pria meminta bantuan ke Seorang yang menekuni Ajian Cambra Berag. 
Karena penjagaan yang sangat ketat di Rumah Sang Gadis, untuk menembus penjagaan yang ketat yang tentunya juga berilmu tinggi maka Ajian Cambra Betag sangat berperan. 
Setelah Sang Penjaga dan seisi Rumah keluar untuk mencari tahu Suara Anjing yang merintih di kegelapan Malam, disanalah kesempatan Sang Pria Membopong Sang Gadis dari Rumahnya untuk dinikahkan.

Ada yang berpendapat bahwa Cambra Berag bisa disebut Pengiwa dan Penengen. 
  • Disebut Pengiwa karena seperti sudah terdoktrin bahwa Cambra Berag adalah Tokoh Jahat. 
  • Disebut Penengen karena bisa juga untuk kebaikan.
Dan menurut Bapak Wayan Kardji Dalam Buku Ilmu Hitam Dari Bali Halaman 84 disebutkan bahwa dalam Geguritan Basur dijelaskan bahwa Ni Garu mempunyai Pengiwa yang sangat mumpuni yaitu Aras Ijomaya dan mempunyai Peranakan sebanyak 1600 ( Sepa ). 

Dan nama-nama Kawisesan disana selain I Cambra Berag, juga diisi oleh nama nama mentereng atau nama Ajian tingkat tinggi dalam Ajian Kawisesan seperti I Garuda Putih, Ratna Pajajaran, Sampian Mas dll. 
Jadi semakin menguatkan baik buruknya Pengiwa dan Penengen tergantung motif yang mengamalkannya.
Perwujudan diatas bisa baik bisa juga agak kejam, tergantung situasi, tergantung motif yang mengamalkan dan laku yang mengamalkan. 

Pengiwa dan Penengen sepertinya tidak ada bedanya, yang membedakan adalah untuk tujuan apa digunakan, seperti pisau belati, begitu kira-kira poinnya.

Pesan Tetua :
Kalau bertemu Anjing kurus dan merintih atau menggonggong atau Anjing Bertubuh Besar di Kegelapam Malam yang Sunyi, lebih baik menghindar atau gunanakan “ Ajian Langkah Seribu “ atau Kabur