Sindiran

Sindiran adalah sesimbing dalam bahasa Balinya yaitu sebagai salah satu kesusastraan Bali yang digunakan sebagai pemanis atau peningkat nilai rasa berbicara dan sebagai lelucon pada waktu santai.
Seperti halnya ungkapan menggantang air di dulang sebagai sebuah contoh sindiran untuk " MENYINDIR " sebuah tindakan yang durhaka atau menghianati.

Tapi itulah hidup dan kehidupan manusia, isinya beraneka macam ragam sifat, watak, perangai, prilaku, pikiran dan hati.
Suka tak suka - Mau tak mau - Enak gak enak - Benar dan Salah semua hanya selayang pandang,
Sejuta kebaikan/ kebenaran bisa saja terhapus, hilang dengan sekali keburukan, kesalahan (rusak susu sebelangga karena setitik air tuba).
Terkadang berdiam diri tak bergeming dikatain orang "sombong",
Banyak bicara dikatain orang "Angkuh",
Berbagi pengetahuan dikatain "Pamer",
Menuangkan buah pikiran dikatain "Sok Pinter",
Mengungkapkan "Isi Hati" dikatain "Sok Mengerti",
Menjawab "Sesuatu" dikatain "Sok ikut campur",
Berkumpul dengan "Banyak Orang" dikatain "Butuh Pengakuan"
Dan bermusyawarah untuk menemukan "Mufakat" dikatain "Bodoh".
Terus manusia disuruh gimana?

“Awal-Akhir, rwa bhineda, hitam putih, jauh-dekat, gelap-terang, besar-kecil, keras-lunak, benar-salah, kenyataan-kefanaan"
  • Diam tanpa kata bukan berarti tak mengerti apapun, banyak berkata-kata bukan berarti tak mengandung suatu makna dan tujuan.
  • Memejamkan mata bukan berarti tak melihat apapun, raga tak bergerak (diam) tak berarti tak ada yang bergerak .
  • Orang Bodoh bukan berarti tak mempunyai pengetahuan, sedangkan orang pintar tak berarti tak ada kekurangan didalam dirinya.
Demikian banyak makna yang harus dimengerti dengan adanya sindiran seperti yang dikutip dari salah satu artikel Jero Bujangga di Group Fb.
Karena komentar yang bersebrangan, arah yang berlawanan pendapat yang berbeda, dan lain- lain,itulah saudara.
***