Tri Daya

Tri Daya (Tridaya) adalah kemampuan manusia dalam mengolah cipta, rasa dan karsa untuk dapat menghasilkan peradaban menakjubkan.
  • Tri artinya tiga seperti halnya (Tri Kona).
  • Daya berarti sebuah kemampuan yang terus menerus diasah untuk dapat mengolah indria agar terwujud sesuatu yang menakjubkan.
Pada masa lalu, tiga komponen cipta, rasa dan karsa dalam kejawen budaya dan spiritual Jawa disebutkan merupakan tiga kekuatan manusia dalam mempertahankan kelangsungan hidup.
Inilah yang melahirkan peradaban besar kerajaan Hindu dan tokoh-tokoh Nusantara di masa lalu, sebagaimana ditunjukkan orang-orang yang hidup pada masa Majapahit, Mataram, Singasari, Demak, Sriwijaya, dll.
Makna cipta, rasa dan karsa memang terkesan sulit dipahami.
Terutama pemahaman hakekatnya. 
Banyak yang mengetahui ketiga istilah tersebut, tetapi tidak banyak yang mengetahui cara menggunakannya. Penyederhanaan diperlukan untuk lebih memahami maknanya, sehingga dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.

Apabila dikaji lebih jauh, ternyata makna ketiga kata itu sederhana. Meski begitu, terdapat perbedaan cara dalam menerapkannya. 

Perbedaan itu terletak dalam tradisi daerah masing-masing (budaya turun temurun, seperti ritual-ritual, tapa brata, kaharingan, kejawen, dll.) dan dalam tradisi dengan unsur keagamaan samawi, seperti puasa, zikir, tarekat dan ajaran tasawuf. 
Tetapi hakekatnya tetap sama.
Secara singkat dapat dikatakan, 
  • Cipta berarti keinginan menciptakan sesuatu (tahap awal berada dalam pikiran). 
    • Dibutuhkan kekuatan visualisasi atau daya cipta terhadap keinginan itu.
  • Tahap berikutnya yaitu rasa atau merasakan sesuatu yang tercipta dalam pikiran. Sesuatu yang kita ciptakan dalam pikiran seolah-olah sudah maujud dan kita dapat merasakan kehadirannya.
  • Setelah sesuatu tercipta dalam pikiran yang disusul dengan merasakan hasil ciptaannya, maka dilanjutkan dengan karsa atau berupaya mewujudkan keinginan tersebut secara nyata, sehingga dapat dilihat, disentuh dan dimanfaatkan (berdaya guna).
***