Kulina

Kulina artinya mabuk karena kebangsawanan sebagai bagian dari sapta timira yang dapat menjadi penyebab samsara / kelahiran berulang-ulang.

Kebangsawanan itu diperoleh orang karena keturunan. 
Barangkali orang tuanya atau leluhurnya dahulu pernah berbuat jasa, sehingga ia di angkat menjadi bangasawan.
Kebangsawanan lahir hendaknya disertai kebangsawanan budi. 
Ia tidak akan berharga bila orang itu tidak tahu membawa diri di dalam masyarakat, apalagi dia orang jahat. 
Barang kali ada orang bangsawan menganggap orang – orang lain lebih hina, lebih rendah derajatnya, kurang berharga dan dapat diperlakukan lebih kasar daripada sesamanya.
Tentu saja hal ini tidak benar,
Karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan.
Kita adalah makhluk Tuhan yang dilahirkan sama dan mengharapkan perlakuan yang wajar dari orang lain. 
Betapa jengkelnya perasaan orang bila rasa harga dirinya tidak diperhatikan.
Oleh karena itu, disebutkan hendaklah orang tidak memperlakukan orang lain dengan perlakuan yang ia sendiri tidak senang bila diperlakukan demikian. 
Karena pada dasarnya orang tidak boleh lupa diri sebagai makhluk social karena kebangsawanannya, ia memerlukan penghargaan dari orang lain dan karena itu ia harus menghargai dan memperhatikan orang lain seperti ia menghargai dirinya sendiri.
Demikian dikatakan bahwa etika sebagai dasar pengendalian diri agar manusia tidak dikuasai oleh kecendrungan-kecendrungan yang rendah karena ia harus dapat mengendalikan diri dari guncangan-guncangan hati yang tidak baik.

***