Pengemis

Pengemis adalah Nak Idih-Idih dalam bahasa Balinya;
Dan kata "Idih-Idih" berarti mengemis yang menggantungkan nasib pada belas kasihan orang.
Seseorang yang memberikan uang kepada pengemis yang benar – benar membutuhkan dengan tulus ikhlas menurut Bhagawad Gita Sloka XVII.20 merupakan sedekah yang baik yaitu diberikan tanpa mengharap kembali, dengan keyakinan sebagai kewajiban untuk memberikan pada tempat, waktu dan penerima yang berhak, disebut sattvika.
Diceritakan pada zaman dahulu Ida Bhatara Indra memberi putra keduanya sebuah tirta (mata air) yang disebut Mas Manik Mampeh di dekat Danau Batur.
Ia memberi pesan agar air dari tirta tersebut tidak boleh dimanfaatkan oleh penduduk Batur sehingga Dewi Danu berniat menjualnya. 
Dewi Danu memasukkan air ke dalam dua buah labu pahit dan berubah menjadi pria tua yang penuh kudis.

Setelah sampai di Dusun Bubung Kelambu, ia menuangkan sedikit air dari dalam labu karena khawatir airnya tumpah selama di perjalanan sehingga tempat tersebut selanjutnya diberi nama Tirta Mas Manik Mancur.

Sesampainya di Munti Gunung, Dewi Danu menawarkan airnya kepada penduduk setempat, tetapi mereka merasa jijik dan menghinanya mirip pengemis.
Dewi Danu kemudian mengutuk penduduk setempat untuk memperoleh penghidupan sebagai pengemis hingga kini.
Demikian diceritakan dalam salah satu postingan Hindu di Fb yang pada saat kembali, Dewi Danu disebutkan berwujud putri cantik kembali.
***