Tresna Asih

Tresna Asih artinya kesetiaan kepada pasangan hidup yang karena ditumbuhi akar cinta mereka akhirnya menikah.
Sebuah ikrar yang di Bali biasanya diucapkan oleh calon mempelai pada saat acara memadik / meminang.
Dan sejatinya cinta itu dikatakan seperti hujan yang memekarkan Bunga Asana.
Kata-kata yang tertanam akan mengecambah sampai pada waktunya siap ditumbuhi akar cinta.
Seperti diceritakan pada zaman dahulu dalam kisah pernyataan cinta Pangeran Aja, tatkala itu untuk mendekati Dewi Indumati.
Seorang jelmaan bidadari cantik yang nantinya akan menurunkan para ksatria besar di Ayodya Pura.
Dikisahkan setelah kemenangannya dalam mengikuti sayembara,
Empat mata saling tatap, seperti ingin tenggelam pada kedalaman masing-masing. Dan Pangeran Aja pun berkata :
Indumati, Dewiku
aku masih muda dan tidak berdaya
tapi kau memilihku
menolak raja-raja perkasa

Pastilah deritamu
atau belas kasih para dewa
penyebab cintamu padaku.
Singkat cerita, kisah selanjutnya begitu mesra, mereka saling jatuh cinta dan akhirnya menikah dengan mengucapkan ikrar sehidup semati dalam mengarungi bahtera rumah tangga.

Dari perkawinannya diceritakan dalam Lontar Sumanasantaka;
Lahirlah seorang putra bernama Dasarata
Pada zaman dahulu, pasangan suami istri yang saling mencintai ini, paling suka berjalan-jalan ke tengah hutan. 
Di sana beliau menulis sanjak-sanjak pendek yang melukiskan kesedihan seorang kekasih yang akan bunuh diri. 
Sanjak itu dibaca Indumati dengan hati sedih karena takut ditinggalkan Sang Aja. Namun Sang Aja tetap menghiburnya. 

Dalam pada itu Dewa Siwa yang bersemayan di gunung Gokarna, kedatangan sapta resi dari Sorga termasuk Narada datang menyembah. 
Ketika Narada tengah memainkan alat musiknya, kalung bunga sumanasa yang terikat pada alat musik itu terbawa angin dan jatuh menimpa dada Indumati. 
Seketika itu Indumati pingsan dan tak berdaya lagi. 
Delapan tahun kemudian Dasarata diangkat sebagai raja Ayodya menggantikan Prabhu Aja. Prabhu Aja yang telah lama berpisah dengan istri kesayangannya akhirnya meninggal di antara sungai Gangga dan Sarayu. 
Beliau kembali ke Sorga dan bertemu dengan Dewi Indumati dengan penuh kemesraan dan rasa rindu yang mendalam.
Demikianlah diceritakan sebuah kebahagiaan yang didapat atas dasar tresna asih yang ditumbuhi oleh akar cinta dalam pasangan hidup.
***