Resepsi Pernikahan

Resepsi Pernikahan adalah tradisi undangan yang dihadiri ketika acara pawiwahan dilangsungkan yang disebutkan sebenarnya bertujuan :
  • Bagi para mempelai, mempersiapkan hidangan untuk dapat bersedekah (berdana punia), terutama membagi-bagikan makanan. 
  • Bagi para undangan agar ikut mendoakan mempelai agar dalam kehidupan barunya memperoleh kesejahteraan dan kedamaian.
Menurut kitab Siva Purana yang dikutip dari salah satu artikel lentera dharma dimana disebutkan bahwa dalam hal membagi-bagikan makanan dinyatakan sebagai sedekah yang paling utama.

Dengan melakukan sedekah pada saat melaksanakan Yajna maka pahala yajna akan berlimpah, pahalanya berlipat-lipat, tentu jika dilandasi hati yang tulus. 
Barangkali itu sebabnya tamu undangan yang datang membawa oleh-oleh berupa amplop dimasukan ke dalam kotak dana punia atau kotak sumbangan, bukan dimasukan ke dalam kotak penggalian dana.
Menurut ajaran Agama Hindu, seseorang yang melaksanakan Yajna tanpa bersedekah dianggap melakukan perbuatan dosa, melakukan sesuatu yang sia-sia, 
Yajna seperti itu tidak ada pahalanya. Itu sebabnya ketika mengundang seseorang saat resepsi nikah menjadi hal yang sangat penting untuk menjamu undangan dengan makanan. 
Menurut ajaran Hindu, tamu itu dewa. 
Jangan remehkan tamu yang datang ke rumah meski mereka berasal dari orang hina, orang jahat, lebih-lebih mereka datang ketika melaksanakan upacara Yajna.
Dulu, tamu undangan bahkan diwajibkan membawa makanan ke rumahnya, akan tetapi tradisi ini mulai hilang, namun masih diterapkan oleh masyarakat yang masih memegang teguh tradisi leluhur
Karena dianggap ketika selesai melaksanakan upacara Yajna, sisa-sisa persembahan seperti buah-buahan, nasi, ketupat, sengaja dibawakan ke rumah warga, terutama tetangga dan kerabat. Tradisi ini disebut ‘ngejot’. 
Tradisi yang sudah seharusnya dilestarikan, mengingat tradisi ngejot sangat bermakna. Selain membawa pahala Yajna, juga sebagai ajang silahturahmi.
Orang-orang yang berpikiran mendapatkan keuntungan dari acara resepsi nikah, mereka disebutkan juga tidak akan mendapatkan pahala atau keuntungan dari upacara Yajna, yang didapat hanya eforia kemeriahan yang tidak membawa kedamaian. 
Oleh karena itu jika mengundang kerabat, sahabat, pejabat, maka niatkanlah hati dan pikiran untuk membagi-bagikan makanan, bukan untuk mendapatkan uang dari mereka.
***