Patung Singa

Patung Singa adalah perlambang kemampuan untuk dapat menghancurkan kekuatan jahat asubha karma yang dalam legendanya menjadi raja hutan dalam wujud Barong Ket sebagai simbol kebaikan untuk dapat menghancurkan kejahatan.
Dalam wujud patung singa bersayap yang juga disebut Singa Ambara Raja. Dalam keadaan sebenarnya tidak bersayap.

Patung singa bersayap untuk keagungan keadaan sebenarnya tidak bersayap. 
  • Patung singa difungsikan juga untuk sendi alas tugeh seperti patung Garuda. Bahannya dari kayu jenis kuat, keras dan awet. 
  • Patung singa digunakan pula untuk sendi alas tiang saka  pada tiang-tiang struktur atau tiang-tiang jajar denganbahan dari batu padas keras, atau batu karang laut yang putih masif dan keras. 
  • Patung singa bersayap juga dibuat sebagai kerajinan seni ukiran untuk benda-benda souvenir dari ukuran kecil untuk hiasan meja sampai ukuran besar untuk hiasan ruang.
  • Bahannya dari batu padas kelabu atau kayu jenis keras yang awet, tanpa atau dengan pewarnaan patung-patung singa bersayap ada pula yang disakralkan untuk Pratima sebagai simbol-simbol pemujaan
  • Untuk petualangan sebagai tempat-tempat pembakaran jenaazah / sawa dalam upacara ngaben selain patung lembu, patung singa juga dipakai dengan perwujudan dan hiasan sementara yang ikut terbakar bersama pembakaran mayat di badan petualangan patung singa tersebut.
  • Singa Dedari sebagai perlambang keseimbangan antara kemampuan dan kesucian.
Demikian disebutkan penggunaan patung singa dalam ornamen arsitektur Bali (Flora) sebagai legenda dan kepercayaan di Bali yang dituangkan ke dalam lukisan atau pahatan relief yang pada umumnya dilengkapi dengan latar belakang berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang menunjang penampilannya.

***