Karang Sae adalah motif hias berbentuk kepala kelelawar raksasa seakan bertanduk dengan gigi-gigi runcing dimana :
Dalam ornamen arsitektur Bali (Flora) disebutkan penampilannya dilengkapi dengan hiasan flora patra punggel dan patra bun-bunan. Hiasan karang sae ditempatkan di atas pintu Kori atau pintu rumah tinggal dan juga pada beberapa tempat lainnya.
Karang Sae umumnya dilengkapi pula dengan tangan-tangan seperti pada karang Boma. Hiasan ini sebagaimana disebutkan oleh zusronregost, motif kekarangan arsitektur tradisional Bali biasanya ditempatkan pada atas pintu Kori atau pintu rumah tinggal.
Disamping itu dalam catatan budaya Bali, berkaitan dengan angkul-angkul atau gerbang rumah adat Bali disebutkan pula bahwa ragam hias angkul-angkul terdapat pada bagian kepala, badan dan kaki angkul-angkul maupun kelengkapannya.
Ragam hias yang menghiasi gidat atau bagian atas dari angkul-angkul, selain teterek dan mas-masan yang sederhana juga dapat berupa karang boma, karang sae atau juga dapat berupa bunbunan.
Karang boma yang merupakan simbol penjaga keselamatan atau pelindung terhadap kejahatan, sedangkan karang sae seringkali dipergunakan untuk puri (kori pura).
***