Wamana Awatara adalah penjelmaan Dewa Wisnu sebagai brahmana kerdil yang pada zaman dahulu turun untuk membebaskan dunia ini dari Maharaja atau Daitya Bali yang dahulu diceritakan sebagai penguasa dunia ini.
Sebagai awatara yang kelima dari Dewa Wisnu tersebut dikatakan bahwa penjelmaan ini merupakan seorang brahmana yang konon mampu melangkahi Tri Loka sebagaimana disebutkan dalam bhagawata purana penjelmaan Wisnu sebagai wamana untuk mengalahkan kekuasaan Raja Bali.
Dalam cerita mitologinya, sang brahmana kerdil mendatangi Daitya Bali yang saat itu menguasai seluruh dunia. Ia meminta tempat seluas tiga langkahnya.
Permintaan ini diluluskan Daitya Bali.
Sekonyong-konyong, sang brahmana kerdil menjelma menjadi seorang raksasa yang begitu besar. Dalam tiga langkah saja, raksasa penjelmaan Wisnu tadi dapat menguasai seluruh dunia dan alam semesta. Daitya Bali yang terpecundangi lantas diberi tempat di neraka bersama para pengikutnya.
Sosok wanita yang menyembah di sudut bawah arca adalah ibu Daitya Bali. Ia memohon kepada Wisnu untuk mengampuni anaknya dan bersedia mengeluarkan anaknya dari neraka.
Di antara dua nama yang acap digunakan untuk menyebut si arca dengan kaki kiri terangkat tinggi, Wamana Awatara serta Wisnu Triwikrama, nama pertamalah yang paling tepat.
Pasalnya, si arca memang berisi penggambaran tentang cerita satu awatara Wisnu dengan bentuk manusia kerdil, yang mampu mengalahkan raksasa Daitya Bali. Penyebutan alternatif berupa Wisnu Triwikrama pada dasarnya lebih untuk menggambarkan kekuatannya, yang mampu menguasai seluruh dunia dengan tiga langkah kaki. demikian ditambahkan dalam kutipan keterangan sebuah arca Wamana dari museum sentalu yang berkaitan dengan awatara ini.
Dan setelah kekalahan Maharaja Bali,
dengan demikian, kini pengelolaan ketiga dunia menjadi milik Wisnu. Lalu Wisnu menyerahkan kekuasaan terhadap surga kepada Indra. Sementara itu, Bali dan para pengikutnya tidak memiliki tempat tinggal lagi sejak Wamana mengambil alih wilayah kekuasaan mereka.
Karena sikap Bali yang dermawan, Wisnu mengizinkannya tinggal di Negeri Patala dan menganugerahkan umur yang panjang kepadanya. Wisnu juga mengubah namanya dari Bali menjadi Mahabali, sebab ia berjiwa besar.
***