Lengit

Lengit adalah "Malas" dalam Bahasa Balinya yang dipengaruhi oleh sifat tamas manusia yang dapat memberi pengaruh malas, pasif dan masa bodoh juga disebutkan perlu dinetralisir untuk dapat mengantarkan seseorang menuju pada kesuksesan hidup.

Suka bermalas-malasan dan berfoya-foya juga disebutkan merupakan salah satu dari sifat buruk asuri sampad sebagai sifat keraksasaan manusia.
Dimana pahalanya untuk orang-orang malas seperti ini pada suatu saat nanti setelah meninggal, rohnya disebutkan dalam Geguritan Lontar Bhima Swarga akan dihukum oleh Bhuta Abang, berkulit merah menyala yang bertugas untuk menghukum atma/roh lengit atau semasa hidupnya malas bekerja.
Bagi umat Hindu dalam kebangkitan Hindu, bekerja adalah kewajiban (swadharma), bekerja adalah suatu keharusan, baik itu karena memang perintah dari Tuhan maupun karena tuntutan untuk kelangsungan hidup di dunia. 
Jika ada yang menghindari bekerja padahal dia sanggup misalnya menjadi pengangguran atau hidup bermalas-malasan berarti dia berkhianat kepada perintah Tuhan dan menelantarkan potensi dirinya, sehingga menjadi manusia yang membebani lingkungannya. 
Lebih parahnya lagi, hidup menganggur dan malas merupakan pintu gerbang menuju kejahatan, kenapa demikian? Itu karena pikiran orang yang menganggur mudah dirasuki oleh kekuatan sadripu dan saptatimira sehingga tidak mampu lagi mengendalikan hawa nafsu serta mudah tergoda melakukan kejahatan sebagaimana dijelaskan dalam salah satu sloka Bhagawadgita II.47 disebutkan bahwa :
“Bekerjalah demi kewajibanmu, bukan demi hasil perbuatan itu, jangan sekali pahala menjadi motifmu dalam bekerja, jangan pula hanya berdiam diri tidak bekerja”
 ***