Keinginan

Keinginan adalah harapan untuk mencapai suatu tujuan.
Ketika kita menginginkan sesuatu dalam kehidupan, maka langkah pertama yang harus dilakukan disebutkan adalah harus jelas apa yang sungguh-sungguh kita inginkan.
Agar daya cipta terhadap apa yang kita inginkan menjadi jelas, tulislah apa yang diinginkan tersebut dengan jelas.
Manawa Dharmasastra, II.5 menyebutkan;
“Teṣu samyag warttamāno gacchatya mara lokatām, yathā samkalpitāṁṡceha sarvān kāmān samaṡnute”
Terjemahannya :
“Ketahuilah bahwa ia yang selalu melaksanakan kewajiban-kewajiban yang telah diatur dengan cara yang benar, mencapai tingkat kebebasan yang sempurna kelak dan memperoleh semua keinginan yang ia harapkan.”

Namun terkadang keinginan (kama) yang telampau kuat, apabila tanpa kendali, dikatakan bisa saja menggelincirkan orang kepada keburu nafsu atau kecerobohan, yang karenanya beresiko hadirnya ketidaksempurnaan.

Hidup bagaikan sebuah misteri, penuh tanda tanya, penuh dengan keadaan yang tak menentu, harapan dan kenyataan seringkali bertolak belakang.
  • Keinginan hati ingin bahagia, namun berjumpa dengan air mata
  • Keinginan hati ingin bersama dengan mereka yang kita kasihi, tapi takdir memisahkan
  • Keinginan hati ingin berganti situasi, namun justru terjebak pada situasi yang lebih kejam.
Dan pada dasarnya, setiap orang sesungguhnya berminat terhadap apa yang mereka inginkan, sama halnya dengan kita yang berminat dengan apa yg kita inginkan.
Jadi berbicara tentang apa yang mereka inginkan dan menununjukkan bagaimana memperolehnya merupakan satu-satunya cara untuk mempengaruhi orang lain.
Setiap tindakan yang dilakukan seseorang sejak lahir, dilakukan karena seseorang menginginkan sesuatu. 
Seperti contoh, banyak pedagang yang akhirnya gagal karena hanya memikirkan apa yang mereka ingin jual, bukan apa yang ingin dibeli oleh pembeli. 
Seandainya para pedagang merubah frame cara menawarkan dagangan sebagai sebuah solusi atas masalah kita, tentu para pembeli akan memiliki keinginan untuk mendatangi dan memborong dagangan mereka.
Demikian dikatakan pentingnya membangkitkan minat pada diri orang lain. Ibaratnya menjadi seorang pemimpin seperti dikatakan Prabu Kalianget, dalam keinginan mencari kawan dan mempengaruhi orang lain:
Kalau kita ingin mendapatkan pengikut, maka pelajarilah apa yang diinginkan dan apa yang dibutuhkan.  
***