Luh Luwih

Luh Luwih adalah wanita mulia sebagai dambaan setiap manusia yang dapat menjadikan dirinya bagaikan guru reka terhormat, dihormati dan termashyur, “LUH LINUWIH” / Luh Luwih meutama.

Perempuan dalam bahasa Bali adalah Luh. Namun dalam peribahasa kadang-kadang wanita Bali juga disebut sebagai Luh Luwih & Luh Luu, yang artinya perempuan merupakan pisau bermata dua yang dalam Balinese women disebutkan yaitu :
Dapat menjadi yang baik disebut Luh Luwih,
Dan juga dapat pula menjadi sampah masyarakat yang disebut Luh Luu.
Peribahasa ini tentunya berlaku untuk kaum laki-laki juga, namun sayangnya, dunia sering tidak adil dengan perempuan, sekali lancung ke ujian seumur hidup orang tak akan percaya. Ya, sekali perempuan melakukan hal yang di luar norma, selamanya cap buruk akan membekas padanya.

Dalam budaya Bali, kemuliaan seorang wanita, sejatinya disebutkan adalah mereka yang dapat menarik perhatian, unggul, baik hati, bercahaya, dan lain-lain. 
Ada pula yang mengatakan bahwa wanita mulia terlihat dan berbagai warna, mulia, berseri, jernih, indah, sedap, sebagai gambar, rupa, sosok.
Dalam masyarakat Bali yang mayoritas Hindu, nilai-nilai luhur ajaran Hindu menata sikap hidup masyarakat, wanita Hindu khususnya di Bali. 
Seperti halnya dalam ajaran weda tersirat dalam kakawin Ramayana dan juga tersirat dalam kitab Suci Bhagawadgita. 
Kecenderungan wanita yang ideal tersebut termasuk kelompok manusia Daivi Sampat/kecendrungan mempunyai sifat kedewataan. Salah situ petikan yang relevan dengan ciri-ciri wanita tersebut tertera pada salah satu Sloka pada kitab suci Bhagwadgita XVI-13, yaitu:
Abhyam Sattva Samsuddhir
Jnayoga Vyavasthitih
Dhanam Damasca Yajnca
Scadhyasyas Tapa Arjavam
Artinya : 
Mereka yang tak gentar, suci hati, bijaksana, mendalami yoga, dan ilmu pengetahuan, dermawan menguasai indriya, berupacara, kebhatinan, mempelajari kitab-kitab sastra, hidup sederhana, dan berbuat dengan jujur.
***