Bali yang bercorak Hedonis

Bali yg selama ini dibanggakan dengan berbagai corak hedonisnya akan menghormati dan menerima setiap tamu yang membawa identitasnya masing-masing untuk dapat berkunjung dan menikmati keindahan panorama di Bali.
Walaupun Bali yang dikenal masyarakatnya mayoritas penganut Agama Hindu juga bersifat mendukung sistem pluralisme yang menghormati perbedaan identitas, agama dan etnis yang lebih menekankan pada harmoni dalam kehidupan antar-umat beragama, dengan tetap mengindahkan bahwa tiap agama memiliki perbedaan mutlak yang tak patut diperselisihkan.
Dimana sikap hormat-menghormati dan toleransi inipun tercermin dalam Rg. Veda X.191. 3-4 yang menyatakan bahwa "Pada hakekatnya semua manusia adalah bersaudara".
Seperti halnya ketika Raja Salman & 1500 stafnya akan "berlibur ke Bali".

Berbagai pandangan & pernyataan mulai bermunculan setelah berita agenda Raja Salman & staf akan berlibur di Bali diekspos oleh media. Sehingga banyak pihak mulai bekomentar dg berbagai nada nyinyir, antara lain:
"Lho kok Raja Wahabi malah liburan ke Bali, bukannya ke Banda Aceh atw Lombok?"
"Wahabi kurang piknik, ingin merasakan surga dunia di Bali..."
"Ternyata Raja Salman sangat MODERAT, tidak spt Wahabi Indonesia.."
Dan banyak lagi...
Ada beberapa poin ttg agenda liburan beliau & bbrp stafnya, yaitu:
  • Apa yg salah dg berlibur? Semua orang berhak meluangkan waktu untuk refreshing. Berlibur adalah kebutuhan semua manusia. Bukan aib & bukan perkara yg diharamkan agama, selagi dalam koridor syari'at.
  • Lalu mengapa ke Bali? Jawabannya: Mengapa tidak? Bali juga memiliki tempat2 yg baik & halal. Jika anda generalkan Bali seluruhnya buruk, bagaimana dg New York, Paris, Berlin, London & Tokyo? Bukankah lebih tidak layak dikunjungi, karena tentu disana lebih banyak maksiat & hal2 yg haram?
  • Come on.., kita harus dewasa melihat & menilai. Jangan memakai kaca mata kuda yg hanya melihat dari satu arah!
  • Seharusnya isu utama yg kita bahas adalah dana investasi Arab Saudi sebesar 25 miliar US Dollar atau setara 334 T yg akan diinvestasikan di Indonesia. Dana sebesar itu bahkan mengalahkan total investasi RRC yg sangat didewakan oleh pemerintah kita saat ini. Kedatangan Raja Salman dg dana investasi super besar & memborong 1500 staf bersamanya adalah pesan kuat bahwa Arab Saudi adalah alternatif bijak untuk masa depan ekonomi Indonesia.
  • Dampak kunjungan Raja Salman & 1500 stafnya akan sangat besar. Yg paling signifikan adalah dampak ekonomi, dimana perhotelan & restoran tentu akan kebanjiran order & rejeki. Ditambah dg rencana berlibur di Bali, bisa dibayangkan bgmn dampak ekonomi yg akan dirasakan langsung oleh pelaku usaha di sana. 
  • Selain itu, tidak menutup kemungkinan kunjungan tsb juga dimaksudkan untuk survei investasi. Sebagaimana dinyatakan dalam sebuah kanal berita nasional, bahwa motif utama Raja Salman berkunjung ke Bali karena banyak mendapatkan informasi ttg banyaknya pengantin baru Saudi berbulan madu ke Bali. Mungkin saja nantinya Arab Saudi akan berinvestasi paket wisata halal di Bali dg hotel & pelayanan syar'i yg super mewah. Sehingga bisa mewarnai Bali menjadi lebih baik.
  • Masih ingat kehebohan media internasional saat Raja Salman & rombongannya berlibur di Paris? 
    • Pantai La Mirandole yg merupakan lokasi elit ditutup total untuk akses publik saat Raja Salman & rombongannya menghabiskan waktu disana. 
    • Perancis yg menerapkan UU larangan cadar bagi wanita di muka umum tertunduk tak berdaya saat Raja Salman memboyong ratusan keluarga dekatnya bersantai di pantai elit kebanggaan rakyat Perancis tsb. Para wanita yg datang dalam rombongan Raja Salman tentu berpakaian serba hitam & bercadar. 
    • Setelah peristiwa itu, Pemerintah Perancis menuai kritik pedas oleh rakyatnya sendiri, kerena terkesan bersikap hina & rendah di hadapan Raja Saudi.
Lalu, kunjungan Raja Salman & 1500 stafnya ke Bali bermakna apa? Bayangkan 1500 wisatawan muslim dari kalangan royal bangsawan dg nilai kekayaan super datang ke Bali. Para pria memakai jubah putih & wanita berhijab tertutup serba hitam.

Bukankah ini adalah "Psy-War", perang budaya & perang urat saraf? Bali yg selama ini dibanggakan dg berbagai corak hedonisnya, akan menerima tamu penting yg membawa identitas kuat "KEARABAN" & "KEISLAMAN". 

Jadi mari bersikap positif & bijak.
Demikian dikatakan Hj Suryani Dahlan Ammade dalam kutipan keterangan foto ketika Raja Salman berlibur ke Bali yang diunggah di fb.
Sekian.