Penebusan Atma Sang Lina

Penebusan Atma Sang Lina adalah upacara permohonan untuk penebusan dosa dan pelepasan ikatan keduniawan bagi sang atma untuk orang yang telah meninggal dunia sebagai rangkaian dalam upacara pitra yadnya baik itu di pempatan catus pata, pura kahyangan tiga dll yang berfungsi untuk dapat :
Menetralisir dan menghindari kemungkinan-kemungkinan buruk, karena perbuatan dosa juga dapat menjerumuskan kedalam penderitaan.
Dalam lontar wariga gemet, ada juga menjelaskan tentang bunga yang dibolehkan sebagai sarana upacara agama (upacara penebusan atma) serangakain dengan upacara pitra yajna, antara lain, 
Bunga jepun, sari, sincer, pucuk pasat, tulud hyuh, kwanta, soka keling, kenyiri putih, gambir lima, kabari walanda syulan, tiga kancu, sedap malam, anggrek wulan, kamrakan, gunggung cina, mawar, pucuk dadu, tunjung bang, jepun sudamal, seruni putih, anggrek adu, sarikonta, temen, sempol, pucuk susun, soka natar, kuranta, kembang kuning, cepaka keling, bunga gambir, tunjung, lungsur, panca galuh, grayas, sandat, sokasti, cempaka kuning, cempaka putih, katrangan, bunga parijata, pucuk bang lamba, teleng biru, menuh susun, angsana wungu, teleng putih, dause gde medori putih, sulasih harum, tunjung tutuer, sudhamala, tunjung nilawati, grana petak, gadung dan bunga monasuli ergilo. 
Demikian dijelaskan dalam acara agama Hindu 3 (jenis tanaman untuk upakara) sebagai sarana perantara untuk persembahan dan bhakti umat Hindu kepada Sang Hyang Widhi dan manifestasinya.

Dalam proses pelepasan sang atma dalam stiti dharma online disebutkan bahwa :
Karena upcara ngaben secara lengkap sampai nyekah dan mepaingkup bertujuan untuk mensucikan roh sang lina, 
Yaitu suatu upaya untuk melepaskan Sang Atma dari ikatan jasmani yang terdiri dari Panca Mahabutha dan ikatan Suksma Sarira yang terdiri dari Citta, Triguna, Dasendriya, dan Panca Tanmatra.
Dengan lepasnya Sang Atma dari ikatan-ikatan tersebut maka Sang Atma hanya berbadan Antahkarana Sarira yaitu karma wasana (bekas perbuatan) yang masih terus melekat; inilah yang menjadi pertimbangan Ida Sanghyang Widhi menentukan nasib Sang Atma.

Jika karma wasana banyak mengandung hal-hal keduniawian, maka Atma akan ditarik ke dunia; sebaliknya bila karma wasana banyak mengandung hal-hal surgawi maka Atma akan moksa dan menyatu dengan Brahman.
***