Alam Kematian

Alam kematian disebutkan adalah lapisan-lapisan alam yang mayoritas dibentuk oleh mental,
  • Kecenderungan bathin yang negatif akan membawa kita menuju wilayah-wilayah yang juga negatif, 
  • kecenderungan bathin yang positif akan membawa kita menuju wilayah-wilayah yang juga positif dan bathin yang sudah terbebaskan (jivan-mukti) akan membawa kita menuju moksa (pembebasan sempurna). 
Mengapa demikian ? Karena tubuh dan lingkungan kita di alam kematian dibentuk oleh bahan-bahan divine energy yang sama dengan yang membentuk pikiran kita. Sehingga kita kemudian akan tinggal di salah satu lapisan-lapisan alam halus yang paling sesuai dengan kualitas dan kecenderungan pikiran kita sendiri.

Dan faktor paling menentukan dalam menyambut kematian adalah : 
  • Bagaimana keadaan bathin kita di menit-menit dan detik-detik terakhir ketika kehidupan kita akan berakhir, itu yang akan sangat menentukan kita akan pergi kemana. 
  • Mereka yang
    • takut, 
    • ragu, 
    • bingung, 
    • melawan, 
    • penuh keterikatan duniawi, 
    • apalagi dalam sifat kejam (tanpa welas asih), 
    • dalam kemarahan-kebencian, akan sangat mungkin nantinya pada prosesnya akan memasuki lapisan alam semesta bawah (bhur loka), menjadi bhuta kala, ashura, preta, setan, dll.
Sebaliknya, kalau di menit-menit dan detik-detik terakhir ketika kehidupan berakhir, 
  • Kita mengalami paramashanti (kedamaian sempurna), sangat mungkin setelah kematian kita langsung bergerak setidaknya sampai di lapisan alam semesta atas (svah loka; boleh menyebutnya alam surga / sorga).
  • Lebih baik lagi, kita bisa jadi dewa di tingkatan luhur (kesadaran kosmik).
  • Dan yang terbaik, kalau memungkinkan kita bisa amor ring acintya, menyatu dengan Hyang Widhi, Tuhan Yang Maha Esa, 
    • yang mahasuci,
    • yang maha tidak terpikirkan” 
    • dan moksha (alam Satya Loka)
Karena itu, sangat penting diinformasikan kepada orang-orang yang akan meninggal, 
  • di menit-menit, dan 
  • detik-detik terakhir 
ketika kehidupan akan berakhir, sangat penting mengalami menit-menit dan detik-detik terakhir yang shanti (damai).
Demikian disebutkan dalam sumber Kutipan, Tips menyambut kematian secara terang dan indah dalam Rumah Dharma Hindu Nusantara (ref)
***